Bahasa Prokem muncul pada akhir tahun 1980-an, saat itu bahasa ini dikenal sebagai bahasanya bajingan, atau anak jalanan, oleh sebab itu prokem sendiri memiliki arti preman. Bahasa Prokem yang beredar masih sangat dipengaruhi oleh tata bahasa dan dialek betawi dalam penggunaan dan pengucapannya.
Awalnya bahasa ini dipakai oleh kalangan preman sebagai alat komunikasi secara rahasia, dikhususkan untuk komunitas mereka saja, sehingga sulit dimengerti oleh khalayak umum. Caranya mereka akan membuat kata baru dari kata baku yang sudah ada dalam Bahasa Indonesia, dengan cara dimodifikasi seperti penambahan awalan, sisipan, atau akhiran.
Lambat-laun Bahasa Prokem fungsinya mulai berubah dan tidak dirahasiakan lagi tetapi malah menjadi bahasa pergaulan remaja. Bisa dibilang Bahasa Prokem adalah bahasa Indonesia non-formal yang digunakan oleh komunitas atau daerah tertentu.
Sekarang Bahasa Prokem hanya diturunkan secara turun temurun dari generasi ke generasi dari tongkrongan ke tongkrongan dan dari gang ke gang di Jakarta. Tetapi masih terbatas penggunaannya dikalangan masyarakat bahkan yang tahu artinya pun masih sangat sedikit sekali.
#Perbedaan Bahasa Prokem dengan Bahasa Gaul
Gaul: Loe mau kemana?Bisa dilihat perbedaan nya perubahan akhiran pada kata 'loe' menjadi 'lau' dan kata 'kemana' menjadi 'kemokan'. Ini merupakan contoh sederhana dari perbedaan Bahasa Prokem dengan Bahasa Gaul/Bahasa non-formal di Jakarta.
Prokem: Lau mau kemokan?
#Sintaksis
Prinsip sintaksis/tata bahasa dalam Bahasa Prokem, pada kata baku akan dipotong bagian akhirnya yang biasanya merupakan huruf vokal, kemudian dibagian tengahnya akan disipi dengan 'ok'.
Kenapa > Kenap > Ken-ok-ap > Kenokap
Dimana > Diman > Dim-ok-an > DimokanLain halnya dengan kata yang memiliki akhiran huruf mati, maka huruf vokal terakhirnya akan dihapus sementara huruf matinya dipertahankan, kemudian dibagian tengah setelah suku kata pertama akan disisipkan 'ok'.
Keluar > Kelur > Kel-ok-ur > Kelokur
#Bahasa Prokem Saat Ini
Kendati sudah muncul sejak 20 tahun yang lalu, penggunaan Bahasa Prokem masih terbatas untuk orang-orang tertentu yang memang bergaul dengan mereka yang mengerti, biasanya tiap kata diturunkan dari generasi yang lebih tua(dibaca:abang-abangan) kepada generasi yang lebih muda saat nongkrong bersama diujung gang. Saat ini Bahasa Prokem lebih banyak digunakan oleh masyarakat yang tinggal di lingkungan padat penduduk seperti perkampungan yang notabene masih terdapat banyak gang, sehingga ada yang yang menyebut bahwa Bahasa Prokem adalah bahasa gang-an. Di Jakarta penyebaran bahasa prokem tidak merata, tapi sebagian besar masyarakat di daerah Jakarta Utara umumnya masih mengenal dan bahkan menggunakan bahasa prokem dalam keseharian mereka.
0 comments:
Post a Comment